What…???? SUMILANGEUN..??? No No……………..!

Hhhhmmm………. mungkin saya adalah salah satu di antara jutaan umat manusia yang berjenis kelamin wanita yang selalu mengalami SUMILANGEUN (kata orang sunda) ketika menstruasi. awalnya I do worry about it, tapi… just calm down girl.. baca yang ini dulu. 😀

dulu pertama kenal kata sumilangeun ini pas saya indekos di Bogor. Sumilangeun atau dikenal dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome) adalah sebuah sindrome yang timbul ketika wanita mendekati masa datang bulannya. Gejala-gejalanya biasanya berhubungan dengan masalah fisik dan emosional. Menurut penelitian, ada sekitar 200 gejala yang dikaitkan dengan PMS, tapi biasanya gejala yang paling umum adalah badan jadi sensitif, mood yang buruk, dan jadi mudah stress.

Penyebab PMS

Tidak semua cewek mengalami PMS. Beberapa faktor yang memungkinkan seorang cewek bisa mengalami PMS adalah (tidak selalu dan semua seperti ini) :

  • Suka mengkonsumsi kafein
  • Stress
  • Usia
  • Pernah mengalami depresi
  • Keluarga
  • Makanan yang dikonsumsi

Gejala fisik dan psikologis PMS
Kalau seorang wanita mengalami rasa sedih dan gelisah yang tidak beralasan, mudah depresi, mudah marah, mood yang berubah-ubah, kecerobohan, insomnia, kurangnya nafsu seksual, hingga meningkatnya nafsu makan. Dan perubahan emosional ini terjadi pada saat menstruasi.. Wah! Berarti wanita ini sedang mengalami PMS.
Dan wanita yang sedang mengalami PMS mungkin juga akan merasakan badan pegal-pegal, pusing, dan menurunnya daya konsentrasi yang diakibatkan karena kurang tidur. Peningkatan berat badan pun terjadi akibat nafsu makan yang bertambah. Nyeri pada payudara. Diare, tubuh yang gembung, mual, hingga timbulnya masalah pada kulit dan rambut pun dapat muncul.

Kadar PMS tiap wanita berbeda
Tidak setiap wanita mengalami PMS loh! (apakah kamu termasuk dalam golongan yang beruntung ini?) Dan setiap wanita merasakan tingkat “keparahan” PMS yang berbeda-beda. Ada yang kelas ringan,tidak begitu terpengaruh dengan dampak PMS. Hingga ada yang kelas berat, emosi tidak terkontrol, sangat sensitif, sampai-sampai perlu dibuat tulisan “Jaga jarak! Sedang PMS!”. Hihihi…

Mengubah pola makan sebagai solusi untuk MENGURANGI dampak PMS
Untuk mengurangi dampak PMS, ada beberapa hal yang perlu diubah dalam gaya hidup, terutama mengenai pola makan. Pada masa PMS, tubuh sangat membutuhkan beberapa zat berikut: Vitamin B6, Magnesium, zat besi (zink), dan air. Zat-zat ini dapat diperoleh dari : sayuran, beras merah (brown rice), daging tanpa lemak (lean meats),biji-bijian (whole grains), dan kacang-kacangan (nuts and seeds).
Nah, selama menstruasi, sebaiknya hindari konsumsi susu. Memang sih, susu itu bagus karena mengandung kalsium. Tapi kalsium itu justru menghambat penyerapan magnesium. Sedangkan pada saat menstruasi tubuh kekurangan magnesium.
Selain itu, kurangi makanan yang berbahan dasar tepung. Seperti : mie, pasta, roti, hingga adonan mentah! (wah, kalau yang terakhir ini sih sudah pasti lah ya) Kenapa dihindari? Pertama, karena tepung akan menyerap dan menampung air dalam tubuh padahal pada masa menstruasi tubuh membutuhkan air untuk “menyiram” hormon yang keluar secara berlebih. Kedua, air yang tertampung dalam perut akan memicu rasa mual.
Mentega, keju, daging merah (red meats), dan makanan hewani lainnya sebaiknya dihindari. Karena makanan ini akan memicu produksi hormon yang sudah kepalang banyak yang kemudian memperburuk kondisi PMS. Kalau si-tubuh bisa bicara, mungkin ia akan berseru, “please, stop producing another hormone!”
Demi kebaikan orang-orang disekitar, (karena yang merasakan “getah” dari PMS adalah orang lain) perbanyaklah konsumsi sayuran. Makanan tersebut dapat mensuplai mineral dan vitamin tanpa menambah hormon.